Rabu, 06 Oktober 2021

Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar

PENYULUHAN ANALISA USAHATANI PADA PENGELOLAAN BUDIDAYA BAWANG MERAH DI DESA LOREJO, KABUPATEN BLITAR 1Eko Wahyu Budiman, 2Lintar Brillian Pintakami Prodi Agribisnis, Universitas Islam Balitar Blitar E- mail :, 1ekowahyu.wahyu@gmail.com, 2lintar.brillian@gmail.com Bawang merah (Allium Ascalonicuml) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat, namun jumlah supply dan manfaat tersebut tidak sebanding. Jumlah bawang merah lokal dinilai belum mampu bersaing dengan bawang merah impor dipasaran dengan jumlah yang lebih banyak dan harga yang sedikit lebih murah. Di desa Lorejo, kecamatan Bakung, kabupaten Blitar terdapat petani bawang merah. Permasalahan para petani di desa ini cukup umum ditemui di petani bawang merah lainnya. Rendahnya produktivitas dan kebutuhan input yang tidak seimbang dengan hasil, membuat para petani sering tidak menyadari kerugian yang dialami dan berdampak pada penghasilan para petani. Para petani bawang merah tidak dapat memenuhi secara maksimal permintaan pasar. Kurangnya petani yang membudidayakan bawang merah juga salah satu faktor penyebab kurangnnya jumlah supply bawang merah dikarenakan harga yang murah dan dinilai kurang menjanjikan. Penerapan analisis usaha dapat menjadi solusi permasalahan para petani bawang merah dalam usaha budidaya. Penerapan analisis usaha diharapkan dapat membantu para petani mencegah dan mengatasi masalah yang sering dihadapi dalam budidaya bawang merah guna memaksimalkan hasil dari produksi. Penyuluhan analisa usahatani budidaya bawang merah dilaksanakan dengan pemberian materi dan diskusi serta kegiatan dilapangan. . Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk melatih petani lebih terampil dan teliti dalam penggunaan input produksi yang efektif dan efisien. Luaran yang dihasilkan dalam Pengabdian Masyarakat adalah media online Kata Kunci : Bawang Merah, Analisis Usaha, Biaya, Penerimaan. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicumL) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai campuran bumbu masak setelah cabe. Selain sebagai campuran bumbu masak, bawang merah juga dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyakatsiri, bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula darah, mencegah penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah serta memperlancar aliran darah. Sebagai komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga luar negeri (Suriani, 2011). Penerapan analisis usaha dapat menjadi solusi permasalahan para petani bawang merah dalam usaha budidaya. Solusi yang sangat tepat adalah analisis usaha, yang merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Penerapan analisis usaha membantu para petani mencegah dan mengatasi masalah yang sering dihadapi dalam budidaya bawang merah guna memaksimalkan hasil dari produksi. 2. Rumusan Kegiatan Kebutuhan bawang merah bersifat stabil yang artinya keberadaannya selalu dicari dan dibutuhkan. Selama ini budidaya bawang merah dilakukan secara musiman yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau atau sekitar bulan april-oktober, sehingga mengakibatkan produksi dan harganya fluktuatif sepanjang tahun dan produktivitasnya rendah. Permasalahan bawang merah yang sering terjadi adalah produktivitas bawang merah yang masih rendah. Adapun rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana penerapan analisa bawang merah dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan keuntungan bagi petani? 2. Bagaimana efektifitas dan efisiensi yang dilakukan untuk meminimalisir penggunaan input produksi bawang merah? 3. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan Penerapan Analisa Usaha pada Pengolahan Budidaya Bawang Merah ini mempunyai nilai edukatif, ekologi, ekonomi, dan sosial yang baik bagi masyarakat. Tujuan dari kegiatan adalah: 1. Melakukan pembinaan kepada petani untuk meningkatkan produktifitas dan keuntungan. 2. Melakukan pembinaan bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk meminimalisir penggunan input produksi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Analisis Usaha Pengelolaan Budidaya Analisis usaha pengelolaan budidaya merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha budidaya komersial. Melalui usaha ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha pengelolaan budidaya bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki kendala yang dihadapi. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Metode Pelaksanaan Metode yang akan diterapkan oleh Pengusul pada kegiatan “Penerapan Analisa Usahatani pada Pengelolaan Budidaya Bawang Merah” Di Desa Lorejo, Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar” adalah sebagai berikut : 1. Penyuluhan tentang pengelolaan budiaya tanaman bawang merah dan analisa usaha diisi dengan pemberian materi dan diskusi tentang pengelolaan dan analisa usahatani, guna memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir penggunaan biaya yang tidak efektif dan efisien. Selain itu mendiskusikan bagaimana manajemen pengelolaan yang baik supaya lebih efisien lagi. 2. Pelaksanaan penerapan analisa usaha pengelolaan bawang merah meliputi, penyampaian materi dan kegiatan dilapangan (ladang). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berlangsung pada hari sabtu, 24 April 2021 dari pukul 19.00 WIB sampai selesai dengan memberikan materi penyuluhan dan kegiatan dilapang (Ladang) dilaksanakan hari minggu tanggal 31 April, dengan diikuti 20 orang peserta yang merupakan petani bawang merah. Turut hadir perangkat pemerintahan Desa yang diwakili oleh Sekretaris Desa, Kepala Dusun Krajan, serta dihadiri oleh Ketua Kelompok Tani Sido Makmur Desa Lorejo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar 3.2. Evaluasi Proses evaluasi dilakukan dengan melihat hasil perkembangan usahatani bawang merah. Tingkat keberhasilan dapat diukur dengan peningkatan pendapatan, penggunaan biaya yang lebih efektif dan efisien serta ketrampilan petani dalam mengelola dan memanajemen waktu dan resiko kegagalan dalam budidaya maupun kondisi harga dipasar. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penerapan Analisis Usaha pada Pengelolaan Budidaya Bawang Merah guna Meningkatkan Usaha Petani Bawang Merah. Tahapan Budidaya Bawang Merah 1. Menyiakan Benih Penggunaan benih bermutu merupakan syarat mutlak dalam budidaya bawang merah. varietas bawang merah yang dapat digunakan adalah bima, brebes, ampenan, medan, keling, maja cipanas, sumenep, kuning, timor, lampung, banteng dan varietas lokal lainnya. 2. Menyiapan lahan Pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak hujan 2-4 minggu sebelum tanam, untuk menggemburkan tanah dan memberik sirkulasi udara dalam tanah. Tanah dicangkul sedalam 40 cm. budidaya dilakukan pada bedengan yang telah disiapkan dengan lebar 100-200 cm, dan panjang sesuai kebutuhan. Jarak antara bedengan 20-40 cm. 3. Melakukan Penanaman Penanaman dilakukan padaakhir musim hujan, dengan jarak tanam 10-20cm x 20cm. Cara penanamannya; kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-siungnya. Cara mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam dilakukan pemotongan pada ujung bawang merah hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam berdiri diatas bedengan sampai permukaan irisan tertutup oleh lapisan tanah yang tipis. 4. Melakukan Pemeliharaan Pemliharaan pada budiaya tanaman sangat diperlukan guna mempertahankan kualitas hasil panen yang diinginkan. Kualitas dan kuantitas panen adalah dampak dari pemeliharaan yang baik, pemeliharaan dilakukan dalam berbagai bentuk perlakuan. 5. Panen dan pasca panen Panen dilakukan bila umbi sudah cukup umur sekitar 60 hst, ditandai daun mulai menguning, caranya mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati supaya tidak ada umbi yang tertinggal atau lecet. untuk 1 (satu) hektar pertanaman bawang merah yang diusahakan secara baik dapat dihasilkan 10-15ton. b. Pembahasan Analisis Usaha pada Pengelolaan Budidaya Bawang Merah Pengetahuan tentang analisis usaha pengelolaan budidaya bawang merah belum cukup mendukung untuk dapat meningkatkan usaha petani bawang ,erah di desa Lorejo kabupaten Blitar. Tabel 1. Biaya Tetap pada Lahan 1/4 Ha. No Uraian Satuan Harga (Rp) Nilai (Rp) 1 Benih 200 kg Rp 30.000,00 Rp 6.000.000,00 2 Pupuk Kandang 25 kg Rp 10.000,00 Rp 250.000,00 3 Pupuk SP-36 125 kg Rp 2.100,00 Rp 262.500,00 4 Pupuk Phonska 75 kg Rp 2.340,00 Rp 175.500,00 5 + NPK 2 krg Rp 550.000,00 Rp 1.100.000,00 6 + KCl 1 paket Rp 550.000,00 Rp 550.000,00 8 Insektisida 1/2 Paket Rp 500.000,00 Rp 250.000,00 9 Mulsa Plastik 2 Rol Rp 750.000,00 Rp 1.500.000,00 Total Biaya Tetap Rp 10.087.500,00 Tabel 2. Biaya Variabel pada Lahan 1/4 Ha. No Tenaga Kerja Hari Kerja Biaya Kerja 1 Hari Bayar Tenaga Kerja 1 Olah Tanah dan Bedeng 8 HOK Rp 100.000,00 Rp 800.000,00 2 Pasang Mulsa 3 HOK Rp 100.000,00 Rp 300.000,00 3 Seleksi Benih 2 HOK Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 4 Tanam dan Pupuk dasar 13 HOK Rp 100.000,00 Rp 1.300.000,00 5 Menyiang –I 5 HOK Rp 100.000,00 Rp 500.000,00 6 Pupuk Susulan 2 HOK Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 7 Menyiang II 4 HOK Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 8 Pengendalian H / P 4 HOK Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 9 Panen dan Pasca Panen 13 HOK Rp 100.000,00 Rp 1.300.000,00 TOTAL BIAYA VARIABEL Rp 5.800.000,00 Tabel 3. Total Biaya No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya Tetap Rp 10.087.500,00 2 Biaya Variabel Rp 5.800.000,00 Total Biaya (TC) Rp 15.887.500,00 Tabel 4. Total Penerimaan No Hasil Jumlah (kg) Harga/kg Hasil yang Didapat 1 Penerimaan 3.000 kg Rp 20.000,00 Rp 60.000.000,00 Total Penerimaan Rp 60.000.000,00 1. Teknik Perhitungan Pendapatan Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (Biaya Total) yang telah dikeluarkan. Secara matematis, pendapatan dirumuskan menjadi:  Pendapatan = TR ( total revenue) –TC ( total cost) Sehingga pendapatan dari usahatani Bawang Merah adalah : Pendapatan = Rp 60.000.000,00 – Rp 15.887.500,00 = Rp 44.112.500  R/C Ratio = Total Penerimaan : Biaya Sehingga R/C Ratio dari usahatani bawang merah adalah : R/C Ratio = Total Penerimaan : Biaya = Rp.60.000.000,00 : Rp.15.887.500,00 = 3,7 Artinya setiap penambahan biaya Rp 1.000,00 pada usaha Bawang Merah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 3.700,00  Analisis Break Even Point (BEP) Sehingga BEP (unit) dan BEP (Rp) dari usahatani adalah : BEP(unit) = 60.000.000 . 20.000 – 5.800.000 3.000 = 60.000.000 . 20.000 – 5.295 = 60.000.000 18.066 = 794,375 kg BEP(Rp) = 10.087.500 . 1 – 5.800.000/3.000 20.000 = 10.087.500 1 – 0,11 =Rp.5.295 a. Analisis Return of Investment Menurut Adiwinata (2017), “Bаhwа semаkin tinggi Return on Investment suаtu segmen usаhа, semаkin besаr lаbа yаng dihаsilkаn dаri setiаp rupiah yаng diinvestаsikаn dаlаm аktivа operаsi segmen tersebut”. Adapun cara perhitungan Return of Investment usaha bawang merah yaitu sebagai berikut : ROI = (Keuntungan: Jumlah modal) x 100% = (Rp44.112.500: Rp 15.887.500) x 100% = 2,77 x 100% = 277 % BAB V PENUTUP a. Kesimpulan Berdasarkan uraian kegiatan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penyuluhan analisa usahatani budidaya bawang merah dilaksanakan dengan pemberian materi dan diskusi serta kegiatan dilapangan. Kegiatan penyuluhan ini guna meningkatkan produktivitas dan peningkatan pendapatan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Materi penyuluhan ini juga dapat menjadi acuan bagi petani dalam peningkatan produksi. 2. Penggunaan input produksi bawang merah yang efektif dan efisien, hal ini perlunya pengelolaan finansial usahatani yang baik supaya penggunaan input produksi lebih tepat sasaran namut tidak mengurangi produktivitas. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk melatih petani lebih terampil dan teliti dalam mengeluarkan biaya produksi, dan semua bentuk pengeluaran baik uang dan tenaga sendiri ataupun anggota keluarga haruslah diperhitungakan untuk mengetahui hasil budidaya bawang merah menguntungkan atau tidak secara finansial usahatani. b. Saran Pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik meskipun ada kendala dalam kegiatannya, dikarenakan kondisi pandemi. Adapun saran yang diberikan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan memberikan materi tambahan yang lebih mendalam agar petani lebih terampil serta terbiasa dalam mencatat pengeluaran sekecil apapun untuk proses produksinya. Sehingga hasil yang diperoleh benar-benar rill apakah budidaya bawang merah menguntungkan atau tidak sesuai dengan keadaan geografis wilayah masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, T., & Firdaus, T. (2015). The Influence Of Tourism Product ’ S Attributes Qualitytowards Domestic Travelers Visiting Decisions To Sumedang Regency, 1–18. Rahayu, E, Dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta, Hlm4. Rukmana, R, 1995. Bawang Merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius, Jakarta, Hlm 18. Semangun, H, 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah Mada University Press Yogyakarta. 23-27. Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta. Universitas Indonesia Suhardi, 1998. Jurnal Hortikultura, Badan Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta. Hlm. 1021. Suriani, N. 2011. Bawang Bawa Untung Budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih. Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta. 30 hal. Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Wibowo, S, 1994. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 179.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar